UN Itu Tentang Kejujuran, Bukan Kelulusan. Mendikbud Anies Baswedan menegaskan bahwa ketika bicara tentang Ujian Nasional (UN) kali ini maka yang penting adalah soal kejujuran, bukan tentang kelulusan. Diawali 2015 lalu, UN sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Kelulusan peserta didik ditentukan oleh sekolah, lewat ujian sekolah/madrasah, bukan lagi UN.
“Membicarakan UN saat ini adalah bicara kejujuran, bukan lagi kelulusan. Prestasi memang penting, tetapi jujur yang utama. Mengikuti ujian tidak boleh dengan menghalalkan segala cara. Tidak ada ‘subsidi jawaban’ lagi . Hal ini menunjukkan Revolusi Mental yang dicanangkan presiden telah mulai terlaksana,” tegas Menteri Anies, (2/4).
Pesrta UNBK Naik 800 Persen
Dijelaskan oleh Mendikbud, UN 2016 Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) meningkat hingga 800 persen.
“Jika tahun 2015 lalu peserta UNBK 500 sekolah, tahun ini menembus 4.400 sekolah telah siap melaksanakan UNBK. Berdasar data Indeks Integritas UN tahun lalu, sekolah dengan UNBK, tingkat kecurangannya nol, atau indeks integritas UN-nya mencapai 100%,” sambug Menteri Anies.
Baca juga : Siswi Hamil dan Tahanan Tetap Berhak Ikut Ujian Nasional
Provinsi dengan peserta UNBK terbesar adalah Yogyakarta. Propinsi Papua dan Kalimantan Utara (Kaltara) tingkat partisipasi UNBK mencapai 10 persen dan 20 persen.
Baca juga : Beasiswa Biaya Hidup Kemenag
“Bahkan untuk kota Surabaya, UN 2016 ini semua sekolah sangat siap melaksanakan UNBK. Maka saya pada UN hari pertama, 4 April 2016, berencana meninjau pelaksanaan UNBK di Surabaya" tandasnya.
Baca juga : Ini Cara Efektif Tangkal Radikalisme
Anda baru saja membaca UN Itu Tentang Kejujuran, Bukan Kelulusan dari Situs Pendidikan
0 Response to "UN Itu Tentang Kejujuran, Bukan Kelulusan"
Post a Comment